Teknis Penyadapan Tanaman Karet
Pada
prinsipnya, penyadapan merupakan proses mengeluarkan lateks dari dalam
pembuluh lateks. Penyadapan harus bisa mengeluarkan lateks sesuai dengan
kapasitas potensial yang dimiliki oleh tanaman karet serta tetap bisa
menjaga keberlanjutan produksi lateks. Dengan demikian, pengetahuan
tentang pembuluh lateks dalam suatu tanaman karet menjadi sebuah
keniscayaan untuk diketahui.
Lateks
berada di hampir semua bagian organ tanaman karet seperti batang, daun,
bunga, buah, dan akar. Akan tetapi, pembuluh lateks yang paling banyak
menghasilkan lateks adalah yang berada di jaringan kayu dan kulit luar
atau pada bagian kulit batang. Pembuluh lateks tersususn dari arah kanan
atas ke kiri bawah dengan sudut kemiringan 2,1-7,1º. Pembuluh lateks
tersusun dalam kelompok yang melingkar mengelilingi sumbu batang (Cincin
Pembuluh Lateks). Cincin pembuluh lateks akan semakin rapat susunannya
ketika semakin dekat dengan kambium.
Yang
pertama kali dilakukan dalam proses penyadapan adalah menggambar bidang
sadap serta memasang talang dan mangkuk sadap. Adapun langkah-langkah
dalam menggambar bidang sadap adalah sebagai berikut:
1. Membuat garis sadar depan dan sadar belakang dengan membagi lingkar batang menjadi dua bagian.
2. Separuh lingkar batang diukur dengan arah Timur-Barat sehingga nantinya arah bidang sadap adalah Utara-Selatan.
3. Mal
sadap dipasang pada garis sadar depan dan dibuat garis miring menurut
mal sadap dengan pisau mal, dari garis sadar belakang sampai dengan
garis sadar depan ½ S.
4. Sudut kemiringan bidang sadap adalah 30-40º untuk bidang sadap bawah, dan 45º untuk bidang sadap atas.
5. Penggambaran dilakukan setiap 6 bulan untuk mengontrol kemiringan dan konsumsi kulit.
Selanjutnya
adalah memasang talang dan mangkuk sadap. Talang dan mangkuk sadap di
pasang di ujung irisan bidang sadap bagian bawah. Talang sadap dipasang
pada pada jarak 5-10 cm di ujung irisan sadap bagian bawah, tepat di
atas garis sadar depan yang juga berfungsi sebagai parit untuk aliran
lateks. Mangkuk sadap dipasang pada pada jarak 15-20cm di bawah talang
sadap dengan tujuan lateks dapat mengalir sampai ke mangkuk dan penyadap tidak
kesulitan dalam mengumpulkan lateks.
kesulitan dalam mengumpulkan lateks.
Selain
membentuk pola sadap, mal sadap juga berguna untuk mengontrol konsumsi
kulit. Idealnya, selama 3 bulan, penyadapan hanya mengonsumsi kulit
dengan lebar 6 cm.oleh karena itu, mal sadap dibuat dengan ketebalan
6cm. konsumsi kulit yang hanya sebesar 6cm selama 3 bulan berkaitan erat
dengan kemampuan kulit untuk suksesi/meregenerasi. Dengan konsumsi
kulit 6cm selama 3 bulan diperkirakan tanaman karet bisa disadap hingga
20 tahun.
Tinggi
bukaan sadap adalah 130 cm di atas pertautan okulasi. Selain agar tidak
terlalu sulit ketika melakukan penyadapan, tinggi tersebut juga
merupakan hasil dari perhitungan hubaungan antara konsumsi kulit yang
disadap dengan kemampuan kulit untuk melakukan suksesi/regenerasi. Dan
pada akhirnya juga berpengaruh terhadap keberlanjutan produksi
lateks.Kemiringan 30-40º untuk bidang sadap bawah, dan 45º untuk bidang
sadap atas bertujuan agar pembuluh lateks yang terpotong maksimal
jumlahnya sehingga produksi lateks yang dihasilkan juga tinggi. Sudut
kemiringan tersebut juga memungkinkan aliran lateks menjadi lancar dan
tidak membeku sebelum masuk ke dalam mangkuk sadap.
Panjang
irisan sadap berpengaruh terhadap produksi lateks, pertumbuhan tanaman,
kontinuitas produksi, dan kesehatan tanaman. Panjang irisan sadap hanya
setengah bidang permukaan kulit tanaman karet (1/2 S). Penyadapan
dilaksanakan satu bidang
terlebih dahulu, baru setelah satu bidang habis, dilanjutkan penyadapan
di bidang yang lainnya. Dari awal buka sadap hingga habisnya satu bidang
diusahakan dilaksanakan selama 5 tahun. Ini berkaitan dengan kemampuan
kulit kayu dalam meregenerasi dan melakukan suksesi. Untuk memulihkan
kulit kayu sepanjang 130 cm, tanaman keret membutuhkan waktu 5 tahun.
Oleh karena itu, penyadapan satu bidang hendaknya bisa mencapai waktu 5
tahun juga.bidang sadap harus diletakkan pada arah yang sama dengan arah
pergerakan penyadap, yaitu dari arah Timur-Barat (pada jarak antar
tanaman yang pendek / 3m).
Teknik lain terakait penyadapan adalah Double Cutting. Double Cutting adalah sistem sadap yang dilaksanakan secara bersamaaan antara Sadap Arah Atas dengan SadapArah Bawah pada satu bidang. Double Cutting juga
dilakukan ½ S, artinya satu bidang terlebih dahulu baru setelah 5 tahun
berganti ke bidang yang lain. Pisau yang digunakan untuk untuk Sadap
Arah Atas berbeda dengan pisau untuk Sadap Arah Bawah. Sadap Arah Atas
menggunakan pisau sadap dorong, sedangkan Sadap Arah Bawah menggunakan
pisau sadap tarik.
Penyadapan
hendaknya dilaksanakan sepagi mungkin, antara pukul 04.00 hingga 07.30.
pada pagi hari, tekanan turgor sel tanaman maksimal sehingga jumlah
lateks dan aliran lateks yang keluar juga maksimal. Selain itu, belum
terbitnya matahari juga meminimalkan menggumpalnya lateks sebelum
mencapai mangkuk sadap akibat panas yang ditimbulkan cahaya matahari.
Pada dua tahun pertama setelah buka sadap, penyadapan dilaksanakan 3
hari sekali (d/3). Untuk tahun-tahun selanjutnya, penyadapan bisa
dilaksanakan 2 hari sekali (d/2). Menjelang peremajaan, panjang irisan
bidang sadap dan frekuensi penyadapan bisa dilaksanakan dengan bebas
(CCRC).
Untuk
menjaga keberlanjutan produksi, kulit pulihan hasil sadap harus dapat
terbentuk dengan baik. kerusakan cambium yang berada diantara kayu dan
kulit sebisa mugkin harus dihindari. Ketebalan yang dianjurkandalampenyadapanadalah 1 – 1,5 mm dari cambium. sumber:
Khasanah,
Nurul,dkk. 2008. Pertumbuhan karet dalam sistem monokultur dan campuran
dengan akasia. Jurnal Penelitian Karet. 26(1): 31-48.
Rouf,
Akhmad. 2012. Sistem Eksploitasi yang Optimal dan Berkelanjutan pada
Tanaman Karet. Balai Penelitian Getas (Pusat Penelitian Karet).
Widianti ,Novi. 2009. Ikuti Anjuran, Produksi Tinggi Kan Diraih. Hevea Nomor 1 Volume 1 April 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar